Sesuatu di Jogja

Walaupun cuma punya waktu singkat di Jogja, tapi percaya deh kalo gue sangat terkesan dengan kota gudeg ini. Jauh dari glamour Jakarta yang riuh di mana-mana, gue bisa ngerasa lebih tenang di Jogja selama dua hari dua malam di sana. Ide trip yang awalnya pengen solo trip tapi akhirnya ada beberapa temen yang ingin join. Nah waktu singkat gue di Jogja gue manfaatin untuk explore beberapa tempat wisata populer di Jogja.

Jogja dan Malioboro-nya
Sesaat setelah tiba di Stasiun Tugu jam setengah 11 malam, temen gue yang jadi guide selama trip di Jogja, sekaligus tempat nginap di rumah kontrakannya (hitung-hitung hemat biaya penginapan, lol) pun udah stand by di depan pintu keluar stasiun siap jemput gue dan langsung diajak keliling sepanjang jalan Malioboro hingga alun-alun selatan yang lebih dikenal dengan Alun-Alun Kidul dengan sepeda motor. Alih-alih balik ke rumah untuk nyimpan ransel, gue langsung diajak duduk di angkringan menikmati kopi jos khas Jogja. Tadinya gue pikir  untuk menikmati kopi jos sambil menyaksikan keramahan Jogja di sekitaran Malioboro akan jadi destinasi terakhir sebelum balik ke Jakarta, tapi kata temen gue nih, mending nyempatin di awal datang ke Jogja karena belum tentu ada waktu sebelum menguras waktu besok dan lusanya untuk explore Jogja lainnya yang gak akan ada habisnya dengan dunia wisata.


Spot wajib foto kalo ke Malioboro nih

Ullen Sentalu Museum
Destinasi pertama di Jogja kemarin gue langsung ngajak temen-temen gue untuk mengunjungi Ullen Sentalu Museum. Selain temen gue yang jadi guide, untungnya temen-temen gue yang lain juga belum pernah main ke museum unik ini, jadi gue gak ngerasa cuma gue yang akan menikmati sendiri nantinya, he he. Dengan menempuh perjalanan 20 kiloan dari Bandara Internasional Adisutjipto (kami awalnya ke bandara dulu jemput dua orang temen gue sebelum menjelajah ke arah Kaliurang), kami memasuki kawasan Kaliurang yang hawanya begitu sejuk, similar sama udara kalau kalian pernah ke Malino, Sulawesi Selatan, atau ke Puncak Bogor deh yang deket dari Jakarta.



Tampak depan Ullen Sentalu Museum, sekilas mirip dengan perpustakaan pusat UI ya :)


Mungkin baru sebagian yang tahu ada apa aja sih dalam museum ini. Yang pasti bukan museum biasa menurut gue, karena pas masuk pintu utama aja udah disuguhkan dengan keunikan interiornya yang megah nan klasik. Bahkan situs terkemuka Trip Advisor menobatkannya menjadi museum terbaik di Indonesia! Keren parah deh. FYI per 1 September 2017 tiket masuknya udah naik guys, jadi 40k bagi adult visitor dan 20k bagi child visitor. Tentunya itu hanya bagi pengunjung Indonesia. Untuk international visitor 60k bagi adult dan 40k bagi child visitor. Ini masih tergolong murah sih dibanding wisata ke trans studio, ya gak? :D. 

Di dalam pengunjung akan disambut guide yang nantinya akan menjelaskan dengan detail setiap kisah di tiap ruangan yang berbeda ditambah dengan benda-benda yang mewakili kisah masing-masing, especially Dinasti Kerajaan Mataram. Mulai dari lukisan, alat musik tradisional gamelan, arca, kain-kain batik bahkan sampai foto dan arsip surat asli yang dikumpulkan. Sayangnya di dalam museum dilarang keras untuk mengabadikan momen bersama benda-benda pusaka di dalamnya. Tapi tenang, ada beberapa spot yang diperbolehkan kok untuk berfoto.

Di museum ini hanya ada sedikit spot foto yang diperbolehkan. Salah satunya di depan replika relief Candi Borobudur yang dipasang miring. Nah si guidenya sempat jelasin sedikit kenapa replika itu dipasang miring? Filosofinya adalah sebagai tanda keprihatinan pihak Ullen Sentalu Museum akan kurangnya minat anak muda nih sama seni dan budaya jawa. Indeed ya. Semoga generasi kita makin aware sama warisan budaya negeri kita. :) 




Salah satu spot yang diperbolehkan untuk berfoto di Ullen Sentalu Museum

Anyway gue sendiri sih udah lupa kerajaan Mataram, tapi setelah masuk museum ini, memori gue kembali terbuka mengingat-ingat materi pelajaran Sejarah jaman smp ha ha. But ada satu sejarah yang gue terkesan banget dengarnya dan emang baru kali pertama gue dengar kisahnya. Gusti Raden Ayu Nurul Kamaril Ngarasati Kusumawardhani Soerjosoejarso, itulah namanya atau lebih dikenal dengan nama Gusti Nurul. Parasnya yang cantik (versi gue :p) membuat dia dipuja oleh banyak pria bangsawan, bahkan mantan orang nomor satu di negeri kita ini (red: Soekarno) pernah mengutarakan keinginan untuk mempersuntingnya, tapi beliau menolak dengan alasan yang cukup logis sih, yaitu menentang keras poligami! Warning nih buat kaum adam, he he.

I'm so satisfied ngunjungin museum unik ini. Recommended buat semua pelancong Jogja yang haus akan pelajaran seni dan budaya Jawa. Jadi kalo wisata gue saranin kalian harus make it worth budaya atau kearifan lokal tiap tempat yang kalian kunjungi. Karena itu merupakan kekayaan bangsa kita yang perlu terus dilestarikan. :)



Sunset Trip in Candi Ijo
Ingin menikmati sunset time di kompleks candi-candi memang udah mainstream banget sih, but really I just like every moment in temple whenever. Likely hari pertama di Jogja gue dan temen-temen ngabisin senja di Candi Ijo. Rame banget emang, mungkin karena masuk di sini gak perlu ngerogoh kantung alias free! I'm Definitelly safe my budget for this ha ha. Bener sih kata orang-orang Jogja itu emang Istimewa, murah dan ramah. Eh iya kalo kisah Candi Ijo actually gue gak pernah dengar kisah aslinya, jadi kemarin pas di sana gue nyempatin browsing tentang historikal candi tunggal nan mungil ini. 

Self portrait depan gugusan Candi Ijo

Sunset di pelataran Candi Ijo without view temple he he

Would Alun-Alun Kidul be Kindly or be Scared?

Semua yang pernah ke Jogja pasti gak asing lagi dengan tempat yang satu ini dan surely sudah menjadi destinasi wajib, ya kan? Gue gak perlu menjelaskan ada apa aja di alun-alun selatan ini karena udah banyak info yang bisa kalian dapet cukup dengan browsing di google. Well gue paling ceritain pengalaman buruk bareng temen-temen gue saat menaiki becak kayuh (udah pada tahu lah kalo wahana di Alun-Alun Kidul yang satu ini), kendaraan yang berhiaskan lampu. Waktu itu kami ditawarin sewa becak kayuh seharga 40k untuk dua kali putaran, eh pas baru sekali mutar malah dimintain lagi sewa untuk putaran kedua. Itu pelajaran banget buat kami sih. Jadi buat kalian yang ingin naik becak kayuh mending diperjelas tawar menawar harganya sebelum kalian menerima jasanya, kalo perlu suruh sumpah demi surganya deh, lol. 


But I was spending my night di Alun-Alun Kidul bagi gue cukup berkesan sih, bisa menikmati keramahan Jogja dan kuliner yang beragam di sepanjang jalan yang mengitari Alun-Alun Kidul, which is gue kali pertama nikmati wedang ronde asli Jogja dan pastinya lebih murah. Beranjak dari Alun-Alun Kidul sempatkanlah bergeser ke arah barat Alun-Alun Kidul, teatnya di Jl. K. H. Ahmad Dahlan untuk menikmati bakmie Jowo yang ngegemesin. Kenapa gue bilang ngegemesin? Yap, karena penyajiannya cukup lama tapi cukup unik sih. Bayangkan si tukang mienya harus mengolah satu persatu mienya dan proses olahnya itu mungkin kurang lebih 10 menitan dan akan disajikan setelah semua pesanan sudah selesai. Jadi misalnya kalo kalian makan rame-rame sampe 6 (enam) orang berarti bisa sampai sejaman baru kalian bisa nikmati hidangannya. Well emang selera tiap orang beda-beda sih, tapi gue pribadi savour its tasted noodles. 






Mengenal Arca di Candi Prambanan
Norak gak sih kalo gue bilang, "Finally I got to touch this temple!"? Faktanya emang gue baru kali pertama ke sini, lol. Kata orang-orang waktu terbaik untuk menikmati best view temple di candi itu adalah pas sunset or sunrise time. Nah gue mau cerita sedikit kalo tadinya kami emang udah ngatur plan yang sangat rapi agar bisa nikmati sunrise di candi siwa tersebut tapi planning tersebut sirna sudah pas gue bangun pagi udah jam setengah 6an pagi. sedangkan perjalanan ke sana untuk early time ditempuh dengan waktu 40-50 menit dari tempat gue nginap. Okay we failed to enjoyed sunrise di Prambanan. But sesampai di sana gue terpesona dengan keindahan gugusan candi siwa yang menjulang tinggi dari awal pintu masuk. Bagi gue pribadi gak afdol kalo lagi traveling ke suatu tempat warisan budaya dengan historikal yang kuat dan gak mengabadikan momen di land mark tempat tersebut. Apalagi view candinya all goods untuk spot di manapun. Kurang lebih sejam motret kompleks candi ini dari berbagai angle, barulah kemudian gue tertarik dengar sejarah di Candi Prambanan ini dengan mencoba memasuki satu persatu gugusan candi. Actually kalian bisa searching aja sejarah Candi Prambanan dengan bantuan smartphone kalian. But sometimes gue gak satisfied kalo cuma baca sekilas di wikipedia, jadi gue lebih cepat paham kalo ada guide yang jelasin setiap apa yang menarik untuk kita ketahui. Jadi ada temen gue yang bisa menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang gue lontarkan ke dia. Gak perlu nyewa travel guide, jadi bisa menghemat biaya lagi, lol.



Flying pertanda girang pas memasuki kompleks Candi Prambanan :D

Kompleks Candi Prambanan



Ini dia guide gue selama di Jogja, @masdarjunardi in frame


Petugas kebersihan di kompleks Candi Prambanan




Garis besar histori yang gue dapet dari cerita temen gue bahwa di kompleks gugusan Candi Prambanan yang sekarang ini ada dipersembahkan untuk 3 (tiga) Dewa Hindu, Brahma (Dewa Pencipta), Dewa Wishnu (Dewa Pemelihara) dan Dewa Siwa (Dewa Pemusnah) dan masing-masing mempunyai candi tempat menyimpan dewa wahana (kendaraan) mereka yang dibuatkan candi persis di hadapan mereka, which is Dewa Brahma dengan Angsa, Dewa Siwa dengan lembu Nandini dan Dewa Wishnu dengan Garudanya. In fact sih tinggal arca Nandini yang nampak di candi ini, sedangkan arca garuda dan angsa sudah tidak ada lagi di candi mereka. 

Berpose di pelataran gugusan Candi Siwa, view Candi Brahma


Gugusan Candi Siwa

Actually gue paling interested dengan Candi Siwa karena gugusan candi ini lebih besar daripada kedua candi lainnya. dan di dalam ada 4 (empat) arca. Temen gue gak tau persis dewa apa aja yang unya arca di Candi Siwa tersebut. Muncul keisengan temen gue nanyain tukang sapu di sekitaran candi tersebut about siapa aja arca yang diletakkan di Candi Siwa, si tukang sapunya friendly sih jadi kami bisa dapat informasi bahwa di bilik candi tersebut ada arca Dewa Siwa Mahadewa yang menghadap ke timur (Pintu masuk Candi Siwa), Dewa Siwa Mahaguru yang mengahadap selatan, Dewa Ganesa yang menghadap ke barat dan terakhir Dewa Durga yang diyakini sebagai Lara Jonggrang di cerita rakyat kuno yang mengahadap ke utara. Nah gue sebenarnya lebih penasaran sama Ganesa yang kita semua pasti sudah tahu kalao arcanya dijadikan simbol ilmu pengetahuan. FYI ITB menggunakan Ganesa sebagai logo kampus namun sampai sekarang belum diketahui pasti siapa penggagas logo tersebut.  Info dari temen gue kalo Ganesa ini adalah salah satu putera Dewa Siwa Mahaguru, cause that arca Ganesa diletakkan di gugusan Candi Siwa.

Arca Ganesa yang diyakini sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan


ini dia kendaraannya Dewa Siwa, Lembu Nandini


Belum move on untuk berpose dengan background Candi Siwa :D



Mesjid Unik di Taman Sari
Sebelum balik ke Jakarta, gue nyempatin waktu main ke Kampung Wisata Taman Sari (biasanya lebih dikenal dengan Water Castle) yang letaknya tidak jauh dari Alun-Alun Kidul. Mendengar kata Taman Sari gue langsung ingat nama kantor gue di Jakarta, Taman Sari The Hive, lol. Sekilas gue ngeliat Taman Sari biasa aja sih, nampak 3 (tiga) buah kolam besar setelah memasuki pintu masuk yang tampak usang dengan historical yang just having fun bagi gue. Tapi semakin lo explore sampai bagian belakang-belakangnya, ternyata ada banyak kisah unik dan menarik di kampung wisata ini. Salah satu di antaranya adalah Kampung Cyber yang jadi populer mendadak belakangan ini setelah dikunjungi sang kreator media sosial Facebook, Mark Zuckerberg. Kece kan? Temen gue bilang kalo dulunya itu adalah ide dari Mahasiswa UGM yang ingin menyampaikan aspirasinya agar orang-orang di sekitaran kampung tersebut melek teknologi. I proud of who created this concept. 





Kebanggaan tersendiri bisa foto bareng putera keraton, lol



2 (dua) srikandi (bukan selir-selir raja) kembar @mariannamanullang & @mariatimanullang yang nenemin trip

Gak jauh dari Kampung Cyber dan masih di area wisata Taman Sari, ada lorong panjang bawah tanah yang bentuknya similar labirin yang dikenal dengan Sumur Gumuling yang dulunya sebuah mesjid keraton. What?

Mendengar sejarah tentang Sumur Gumuling ini sangat menarik sih. Bagaimana bisa masyarakat Yogyakarta membuat mesjid di lorong bawah tanah dan apa alasan di balik pembuatan mesjid tersebut? Nah berdasarkan historikal yang berkembang di sekitar masyarakat, dulunya tempat itu adalah mesjid bagi penduduk keraton yang mana pada saat itu kegiatan keagaman dilarang keras bagi kaum Belanda

Bangunan dengan desain yang unik melingkar yang sejatinya berasal dari arti kata namanya sendiri, Gumuling, yang berarti berputar dalam lingkaran yang terdiri dari 2 (dua) lantai. Lantai bawah digunakan sebagai tempat jamaah perempuan, sedangkan lantai di atasnya merupakan tempat jamaah laki-laki. Adapun tangga di tengah yang sering jadi spot pre-wedding (sering lihat di Instagram sih he he) adalah penghubung lantai bawah dan lantai atas which is di tengah-tengahnya ada pelataran yang dulunya merupakan mimbar bagi pemuka agama yang sedang berdakwa. Selain jadi tempat ibadah kala itu, tempat tersebut juga difungsikan sebaga benteng pertahanan untuk mengelabui penjajah Belanda. Kalau info yang ini dengar dari teman gue yang jadi guide he he.





Anak tangga dari pelataran mimbar menuju lantai atas

Anak tangga dari lantai bawah menuju mimbar dan lantai atas


Berpose di lantai bawah tempat jamaah perempuan yang menghadap mimbar

Taman Sari (The Hive) squad

Itulah beberapa tempat wisata populer di Jogja yang gue explore kemarin. Actually masih banyak banget wisata yang belum gue explore di Jogja dan semoga bisa menjadi destinasi berikutnya di lain waktu, terkhusus kearifan lokal dan tradisi khas di Jogja likely Sengkamen dan Grebegan yang menurut gue menarik banget untuk disaksikan. Trip Jogja kemarin membuat gue belajar banyak hal tentang beragamnya budaya di Indonesia yang perlu kita jaga dan lestarikan. Minimal kalian bisa menceritakan historikal dari apa yang kalian dapat selama trip budaya.

Have a good vacation, folks!



Cheers,



Imam Saleh



Komentar

Postingan populer dari blog ini

JALAN-JALAN JENIUS DI GOLDEN LAND

LULUS!